Harga Minyak Jeblok 7%, RI Untung Atau Malah Apes?

tentang.co.idJakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah jeblok di pekan ini, penyebabnya yakni isu resesi. Jebloknya harga minyak mentah bisa menjadi kabar bagus bagi Indonesia, tetapi isu resesi justru menjadi kabar buruk.

Melansir data Refinitiv, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) jeblok hingga 7,5% ke US$ 78,74/barel dan berada di level terendah sejak Januari lalu. Sementara itu minyak mentah Brent merosot 5,7% ke US$ 86,15/barel juga berada di level terendah dalam 8 bulan terakhir.

Tingginya harga minyak mentah membuat beban impor Indonesia menjadi membengkak, APBN pun jebol. Sehingga penurunan harga minyak mentah bisa meredakan tekanan ke APBN. Apalagi jika terus mengalami penurunan, maka harga BBM non-subsidi tentunya bisa ikut turun, dan tidak menutup kemungkinan harga BBM subsidi juga.

Namun di sisi lain, isu resesi yang membuat harga minyak mentah jeblok juga berdampak buruk bagi Indonesia. Ketika resesi terjadi, maka permintaan minyak mentah akan turun, harganya pun menyusul. Tetapi, permintaan produk dari Indonesia juga berisiko menurun, yang bisa berdampak ke perekonomian.

Bank Dunia sudah menyatakan jika perekonomian global akan mengalami resesi di tahun depan, akibat suku bunga tinggi.

“Tiga ekonomi terbesar dunia-Amerika Serikat, China, dan kawasan Eropa- telah melambat tajam,” tulisnya dalam sebuah studi baru, dikutip Jumat (16/9/2022).

Bank Dunia yakin pukulan moderat sekalipun akan memicu resesi global. Bank Dunia pun memperkirakan kenaikan suku bunga akan terus dilakukan hingga tahun depan.

Bank Dunia mengingatkan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi ini dapat memperlambat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) global. Pada 2023, PDB dunia diperkirakan bisa susut menjadi 0,5% setelah terkontraksi 0,4%.

Menurut Bank Dunia, ini akan memenuhi definisi teknis dari resesi global.

TIM RISET CNBC INDONESIA