‘Negara Zombie’! Inikah 28 Pasien IMF Yang Disebut Jokowi?

tentang.co.idJakarta, CNBC Indonesia – Gelapnya dunia terus memakan korban, beberapa negara sudah mengalami kebangkrutan hingga krisis.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan tanda-tanda kegelapan ekonomi global semakin nyata. Jokowi mengungkapkan dirinya mendapatkan informasi dari Washington DC Selasa pagi.

“Dari pertemuan di Washington DC, 28 negara sudah antre di markasnya IMF menjadi pasien,” papar Jokowi, Selasa (11/10/2022).

Jokowi pun mengungkapkan ketidakpastian dan volatilitas yang menyelimuti dunia semakin tinggi.

“Dari yang dulunya relatif mudah diprediksi, mudah dihitung, mudah dikalkulasi menjadi dunia yang sulit dihitung, diprediksi, dikalkulasi. Penuh ketidakpastian tinggi dan volatilitas tinggi,” kata Jokowi.

Inflasi yang tinggi melanda berbagai negara, direspon bank sentral masing-masing dengan menaikkan suku bunga secara agresif. Alhasil risiko resesi dunia, dan yang lebih parah yakni stagflasi kini menghantui.

Dampak lain dari kenaikan suku bunga yang agresif adalah kebangkrutan hingga krisis yang melanda negara-negara yang memiliki utang besar.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) sangat agresif dalam menaikkan suku bunga. Sepanjang tahun ini sudah menaikkan suku bunga sebesar 300 basis poin menjadi 3% – 3,25%, dan masih akan berlanjut hingga tahun depan.

Dampaknya yield obligasi (Treasury) dan dolar AS menanjak. Capital outflow pun melanda negara-negara emerging market, mata uangnya juga terpuruk sehingga beban pembayaran utang menjadi membengkak.

Ekonom Nouriel Roubini, atau yang dikenal dengan Dr. Doom, ketika sukses memprediksi krisis finansial 2008, melihat kondisi ekonomi saat ini mirip dengan 2007/2008, dilihat dari tingginya utang negara dan korporasi. Hal ini bisa memicu krisis yang parah.

The Fed yang terus menaikkan suku bunga dikatakan akan menciptakan banyak ‘perusahaan zombie’, perusahaan yang dibentuk saat era suku bunga rendah, tetapi hingga saat ini belum mampu menghasilkan laba untuk membayar utang.

“Banyak institusi zombie, rumah tangga zombie, perusahaan, bank, shadow bank, dan negara zombie akan mati akibat suku bunga yang terus naik,” ujar Roubini.

Perusahaan zombie memang sudah kerap kali disebut dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan ini banyak tumbuh saat era suku bunga rendah, biaya utang yang murah, tetapi belum mampu mencatat profit atau membiayai utang mereka.

Roubini juga menganalogikan negara-negara yang kesulitan membayar utangnya sebagai negara zombie.

Halaman Selanjutnya >>> Deretan ‘Negara Zombie’ Yang Berisiko Alami Kebangkrutan & Krisis