tentang.co.idPIKIRAN RAKYAT – Pedofil atau pedofilia merupakan gangguan yang melibatkan ketertarikan seksual tidak biasa. Orang yang memiliki gangguan ini umumnya mengalami ketertarikan seksual dan nafsu terhadap anak-anak yang belum matang secara seksual.

Mereka tertarik pada pornografi anak dan biasanya merasa malu, tertekan, serta bersalah karena keinginan tersebut. Gejala pedofilia harus dialami setidaknya 6 bulan untuk memenuhi kriteria gangguan pedofilia .

Namun, apa yang sebenarnya bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan pedofilia ? Apakah memang sudah muncul sejak lahir atau ada faktor eksternal lain?

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Psych Central, beberapa faktor yang bisa menyebabkan perkembangan gangguan pedofilia di antaranya genetika dan epigenetik , perbedaan struktur otak, hormon, dan pengalaman masa kecil.

Faktor-faktor tersebut tidak langsung bisa menyebabkan pedofilia , tetapi sebuah studi pada 2015 menemukan bahwa laki-laki dan orang dengan kepribadian antisosial lebih memungkinkan untuk didiagnosis mengalami gangguan pedofilia .

Namun, kebanyakan penelitian hanya melibatkan orang-orang yang telah memperlihatkan gangguan pedofilianya dan sudah dihukum, sehingga penelitian yang dilakukan masih kurang mewakili pandangan luas mengenai mereka yang memiliki gangguan pedofilia .

Sebuah penelitian pada 2021 berteori bahwa kemungkinan gangguan pedofilia dapat diturunkan dalam keluarga, tetapi ini tidak memperhitungkan kontribusi faktor lingkungan seperti pelecehan ketika masih anak-anak.

Pada sebuah studi di 2022, ditemukan bahwa perubahan epigenetik , atau cara lingkungan bertindak pada gen seseorang, dapat memengaruhi perkembangan gangguan pedofilik yang bereaksi terhadap gen yang terlibat dengan sistem serotonin.

Perbedaan otak seperti perbedaan lobus frontal dan lobus temporal bisa berperan dalam berkembangnya gangguan pedofilia .

Lobus frontal serta korteks prefrontal mengatur kontrol impuls serta perilaku seksual, sedangkan lobus temporal terkait dengan peningkatan minat dan perilaku seksual tidak umum yang bisa melibatkan pedofilia .

Sedangkan sebuah studi pada 2020 menemukan hubungan antara paparan janin yang lebih tinggi terhadap androgen (hormon pria) dengan gangguan pedofilia .

Paparan kadar testosteron tinggi bisa mengubah volume beberapa bagian otak dan bisa meningkatkan kemungkinan pedofilia .

Terdapat pula teori yang menyatakan kondisi sosial serta faktor lingkungan lain dapat sebabkan gangguan pedofilia . Pelecehan anak dalam bentuk paparan pornografi, percakapan seksual, dan pelecehan seksual bisa menyebabkan munculnya minat pedofilia .

Hal tersebut ditemukan dalam sebuah studi pada 2020 mengenai hubungan kuat antara pelecehan seksual pada masa kecil dengan minat pedofilia saat mendewasa.

Selain pelecehan seksual , ditemukan pula hubungan antara pelecehan emosional di masa kecil dengan gangguan pedofilia .

Tentu tidak mungkin gangguan pedofilia terjadi hanya karena satu faktor. Gangguan ini bisa terjadi karena sekumpulan faktor kompleks seperti pelecehan di masa kecil atau paparan hormon ketika masih janin.

Pilihan pengobatan gangguan pedofilia memang ada dan jika Anda merasa mengidap gangguan ini, jangan malu untuk mencari bantuan profesional untuk menghadapi pemikiran dan nafsu yang bisa membahayakan Anda serta orang-orang di sekitar Anda. (Katiasa Utami)***