tentang.co.id – Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air mineral.
Ada banyak jenis teh yang umumnya orang-orang ketahui, seperti teh hitam , teh hijau, teh melati, dan teh buah.
Tahukah kalian bahwa mengonsumsi teh secara teratur bisa menurunkan risiko kematian ?
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Medical News Today pada 30 Agustus 2022, hasil penelitian yang dilakukan oleh U.K. Biobank menunjukkan bahwa mengonsumsi teh hitam setiap harinya dapat menurunkan risiko kematian hingga 12 persen.
Penelitian tersebut menjaring sebanyak 498.043 partisipan dengan rentang usia 40-69 tahun.
Penelitian dilakukan dengan melakukan tes darah, urine serta saliva terhadap orang-orang tersebut sejak tahun 2006 hingga 2010.
Para partisipan ditanya mengenai kebiasaan minum teh mereka, contohnya adalah berapa banyak cangkir teh dalam sehari dan apakah mereka minum teh hangat atau dingin.
Para peneliti juga mencatat gaya hidup, sistem diet, kesehatan, kesehatan, etnis, dan status sosial-ekonomi partisipan.
Didapatkan hasil bahwa sebanyak 85 persen dari partisipan mengonsumsi teh dan 89 persen di antaranya mengaku mengonsumsi teh hitam .
Selama empat tahun masa penelitian , sebanyak 29.783 partisipan meninggal dunia. Dari hal ini, peneliti mendapat hasil bahwa risiko kematian telah menurun sebanyak 12 persen karena konsumsi teh yang meningkat.
Mereka yang mengonsumsi lebih dari dua cangkir teh setiap harinya memiliki risiko kematian yang lebih rendah.
Kenapa harus teh hitam ?
Teh hitam mengandung polifenol yang disebut theaflavins dan thearubigins.
Theaflavins sendiri merupakan antioksidan kuat yang memiliki sifat anti-inflamasi, antikanker, dan antimikroba, serta dapat membantu mengontrol lipid darah.
Akan tetapi, patut diketahui bahwa teh mengandung kafein. Itu artinya konsumsi teh tetap tidak boleh berlebihan.
Meskipun begitu, kandungan rata-rata kafein di dalam tiga cangkir teh hanya sekitar 180 mg yang artinya tidak akan jadi masalah apabila dikonsumsi setiap hari.
Lebih lanjut lagi, penelitian ini tidak dimaksudkan agar orang-orang mengubah kebiasaan konsumsi teh mereka.
Dr. Inoue-Choi dari U.K. Biobank menegaskan bahwa penelitian ini tidak bertujuan untuk menyuruh orang-orang mulai mengonsumsi teh demi manfaat kesehatan.*** (Annisa Roffina Nurprili)