tentang.co.id – Sebuah organisasi perlindungan lokal menemukan dua kasus paus pilot terdampar massal yang ditemukan baru-baru ini di Kepulauan Chatham, Selandia Baru.

Sebuah survei pun dilakukan oleh sejumlah pakar internasional guna menetapkan pedoman dalam menilai kesejahteraan dan kelangsungan hidup mamalia laut tersebut. Hal itu untukmembantu para peneliti mengembangkan pedoman dalam menilai kesejahteraan paus dan lumba-lumba yang terdampar di Selandia Baru.

Survei tersebut dilakukan setelah terdapat dua kasus paus pilot yang terdampar massal di Kepulauan Catham pekan ini. Para peneliti di Universitas Massey mengatakan kesejahteraan hewan-hewan tersebut berkaitan erat dengan kelangsungan hidup mereka.

Pedoman semacam itu diperlukan untuk membantu proses pengambilan keputusan yang sulit apakah mamalia laut tersebut harus dikembalikan ke perairan, direhabilitasi, menjalani prosedur eutanasia, atau menjalani perawatan paliatif, demikian menurut penelitian yang diterbitkan pada Rabu (12/10).

Indikator kesejahteraan hewan mamalia laut tersebut potensialnya meliputi kondisi tubuh dan kulit, tanda-tanda trauma fisik, serta tingkat pernapasan yang dapat dinilai dari jarak jauh melalui video ketika para pakar tidak dapat hadir langsung di lokasi satwa tersebut terdampar, kata para peneliti.

Project Jonah New Zealand, sebuah organisasi untuk perlindungan dan penyelamatan paus dan lumba-lumba, menyebutkan Kepulauan Chatham di Selandia Baru melaporkan dua kasus paus pilot terdampar massal pada Minggu (9/10) dan Selasa (11/10).

Kedua insiden tersebut melibatkan masing-masing 250 dan 215 ekor paus, yang banyak di antaranya telah mati. Merespons hal tersebut, tim Departemen Konservasi atau Department of Conservation(DOC) dimobilisasi dari Kepulauan Chatham.

Kepulauan Chatham merupakan lokasi menantang untuk penanggulangan kasus satwa hiu putih besar terdampar, dengan wilayah pantai terpencil dan populasi penduduk kurang dari 800 jiwa.Akibat perubahan iklim dan gangguan manusia, peristiwa terdamparnya satwa dari ordo cetacea itu diprediksi akan meningkat secara global.

Sayangnya, faktor-faktor tersebut membuat DOC terpaksa melakukan prosedur eutanasia terhadap paus-paus terdampar yang ditemukan dalam kondisi, menurut Project Jonah New Zealand.