Jakarta: Peristiwa Rengasdengklok tak bisa dipisahkan dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kala itu, para pemuda mengasingkan Soekarno dan Hatta ke sebuah rumah di Rengasdengklok dan mendesak mereka untuk segera memproklamirkan Kemerdekaan RI.
 
Tak ada yang istimewa dari tampilan rumah di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun, rumah sederhana tersebut menjadi salah satu saksi sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia. 
 
Berikut ini fakta-fakta menarik Rumah Rengasdengklok tempat Soekarno diasingkan jelang kemerdekaan:

1. Tempat penyusunan naskah proklamasi

Selama ini kita kita mengetahui teks proklamasi dirumuskan di rumah Laksamana Muda Maeda. Fakta tersebut memang benar, namun hal itu tepat setelah terjadinya peristiwa Rengasdengklok. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sebelumnya Bung Karno lebih dulu merumuskan proklamasi naskah di Rengasdengklok. Hal tersebut pun diketahui setelah Bung Karno kembali ke Jakarta, karena terdapat beberapa robekan kertas yang sepertinya digunakan dalam menyusun konsep proklamasi. 
 
Hanya saja, karena khawatir rumusan naskah proklamasi tercium oleh pihak Jepang, maka robekan kertas dibakar untuk menghilangkan jejak.

2. Rumah milik keluarga Tionghoa

Pada saat itu, rumah tersebut merupakan tempat tinggal keluarga Djiauw Kie Siong. Fatmawati dan bayinya ikut dijemput paksa oleh Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh yang mengasingkan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.
 
Rumah berdinding kayu tersebut dipilih karena dekat dengan markas PETA (Pembela Tanah Air, pasukan paramiliter bentukan Jepang). Djiauw Kie Siong sehari-harinya adalah petani yang juga salah seorang prajurit PETA.

3. Hingga kini rumah Rengasdengklok masih mempertahankan bangunan lama

Hingga kini, rumah tersebut masih mempertahankan dinding kayu dan anyaman bambu sebagai plafonnya untuk menjaga keaslian serta nilai sejarah rumah. 
 
Bangunan sederhana ini memiliki bentuk atap limasan berbahan genting. Dinding berwarna putih dengan pintu dan jendela berwarna hijau. Bagian depan rumah memiliki serambi yang terbuka.
 

4. Sempat dipindahkan tahun 1957

Pada tahun 1957, rumah aslinya yang berada di pinggiran Sungai Citarum dipindahkan ke lokasi yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat aslinya di Kampung Bojong. 
 
Meski dipindahkan, namun kondisi rumahnya tetap dipertahankan. Rumah singgah Bung Karno dan Bung Hatta saat menjelang proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini sekarang masih merupakan milik keluarga Djiauw Kie Siong.
 

(PRI)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.