“Isinya terkait proses penyelenggaraan, sisi penyelenggara, dan sisi-sisi menarik setiap era. Ada pembagian segmentasi yang kita ungkap,” kata Ketua Bawaslu Kota Semarang, Muhammad Amin, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 11 Agustus 2022.
Amin menjelaskan buku Dari Masa ke Masa disusun untuk memenuhi kebutuhan literasi warga Kota Semarang. Sebab publikasi terkait pengawasan Pemilihan di Kota Semarang masih begitu kurang.
“Bahkan, 2004 dulu tidak ada berita sama sekali dan di perpustakaan literasi terkait Bawaslu Kota Semarang. Harapannya ini bisa menjadi literasi minimal peneliti, mahasiswa bisa bermanfaat untuk menambah data,” jelas Amin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Buku dari Masa ke Masa berisi 141 halaman dan disusun menjadi tiga bab. Bab Kedua merupakan inti dari buku Dari Masa ke Masa yang berisi sejumlah peristiwa menonjol pada setiap era pemilihan entah Pemilu ataupun Pilkada.
Seperti kasus kampanye di luar jadwal yang dilakukan Ketua PKPI, Sutiyoso, di Gunungpati, Semarang, pada 2014. Pada saat itu, Sutiyoso mengadakan acara di Gunungpati dengan mendatangkan banyak massa. Bawaslu Kota Semarang menduga Sutiyoso melakukan kampenye di luar jadwal.
Buku ini juga memuat peristiwa kantor Bawaslu Kota Semarang yang disusupi maling. Diduga pencuri masuk ke dalam kantor lewat atap dengan menjebol eternit.
Dalam peristiwa itu tidak ada barang yang hilang. Hanya saja, semua lemari di Kantor Bawaslu Kota Semarang rusak dan berkas-berkas berserakan di lantai. Peristiwa itu terjadi pada 29 Desember 2008.
Amin mengeklaim buku Dari Masa ke Masa juga bisa menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan Pemilu 2024. Sebab, di dalamnya mendokumentasikan berbagai macam jenis pelanggaran pemilihan di Kota Semarang sepanjang Pemilu 2004 hingga Pilkada 2019.
“Ini bisa jadi bahan evaluasi buat penyelenggaraan pemilu ke depan sebagai bahan dalam merumuskan metode apa dalam proses pengawasan yang kita tuangkan dalam indeks kerawanan pemilu,” ungkap Amin.
(DEN)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.