tentang.co.id – Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023. Terdapat isu terkait dicabutnya status tuan rumah karena Tragedi Kanjuruhan .
Tragedi Kanjuruhan kemungkinan membuat FIFA selaku induk tertinggi organisasi sepak bola dunia akan menjatuhkan sejumlah sanksi, yang mana salah satunya pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 itu.
Tragedi Kanjuruhan menewaskan 125 orang termasuk anak-anak, berdasarkan data Kab/Kota Malang yang disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit pada Minggu malam kemarin.
Jumlah korban tewas di Tragedi Kanjuruhan jadi yang paling tinggi dalam sejarah sepak bola dunia.
Tragedi itu terjadi seusai laga pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di kompetisi BRI Liga 1 2022, pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam WIB di Stadion Kanjuruhan, Malang .
Pertandingan sebetulnya berlangsung aman selama 90 menit waktu normal. Petaka tercipta seusai berakhirnya laga, setelah oknum suporter memaksa masuk ke tengah lapangan.
Oknum suporter menginvasi lapangan dan mengincar sejumlah pemain serta ofisial Arema FC. Aparat yang berjaga kemudian melepaskan tembakan gas air mata.
Korban tewas diduga karena sesak napas sekaligus terhimpit karena berdesakan saat hendak keluar pintu stadion.
Terkait adanya isu akan dicabutnya status tuan rumah Piala Dunia u-20 2023, sejumlah pihak berharap FIFA tidak menjatuhkan sanksi seperti itu.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, berharap Indonesia tetap tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, yang mana Kota Solo akan menjadi salah satu lokasi pertandingan.
Jika nantinya FIFA menjatuhkan sanksi pencabutan status tuan rumah, itu akan sangat merugikan. Pasalnya, kata dia, hla-hal menyambut Piala Dunia sudah dipersiapkan.
“Ya pasti merugikan, persiapan sudah matang dan lain-lain,” ujar Gibran dikutip dari Antara, Senin, 3 Oktober 2022.
Ia meminta seluruh pihak menunggu keputusan dari FIFA terkait sanksi Indonesia . “Kita tunggu saja keputusannya ya,” katanya.
Harapan serupa juga disampaikan PSSI selaku induk organisasi sepak bola Indonesia . Sekjen PSSI Yunus Nusi berharap FIFA tidak mengambil sanksi atau keputusan yang merugikan Indonesia dan PSSI akibat Tragedi Kanjuruhan .
“Kita sangat berharap ini tidak menjadi rujukan atau landasan FIFA untuk mengambil keputusan-keputusan yang tak baik dan tak menguntungkan untuk Indonesia dan PSSI,” kata Yunus dalam konferensi pers, Minggu, 2 Oktober 2022.***