TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Certificate of Acknowledgement dari International Rice Research Institute atau Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) yang diterima Presiden RI Joko Widodo merupakan momentum bersejarah bagi Bangsa Indonesia untuk bangkit menjaga kemandirian dan ketahanan pangan secara berkelanjutan. 

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional /National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, Senin (15/08/2022), di Jakarta.

Seperti diketahui, Kepala NFA turut hadir mendampingi Presiden RI menerima penghargaan “Acknowledgment for Achieving Agri-food System Resiliency and Rice Self-Sufficiency during 2019-2021 through the Application of Rice Innovation Technology” atau “Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi” yang diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie, Minggu, (14/08/2022), di Istana Negara, Jakarta.

Baca juga: RI Terima Penghargaan Swasembada Beras, Perpadi: Jadi Pemantik Hadapi Ancaman Krisis Pangan Global

Dalam kesempatan tersebut, Kepala NFA hadir bersama Menteri Sekretaris Negara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan Menteri Pertanian serta perwakilan perguruan tinggi dan asosiasi.

“Tentunya, penghargaan yang diterima Bapak Presiden hari ini menjadi motivasi tersendiri bagi kami para penggiat pertanian dan pangan nasional, mengingat penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas keberhasilan Indonesia dalam pembangunan sistem pertanian-pangan yang tangguh dan mandiri periode tahun 2019-2021 melalui inovasi dan penerapan teknologi perberasan,” ujar Arief.

Menurut Arief, penghargaan ini menjadi pengakuan internasional bahwa Indonesia mampu mewujudkan kemandirian pangan ditengah gejolak yang terjadi. 

“Kita semua menghitung neraca memang surplus di atas 10 juta ton dan ini capaian yang tidak mudah bagi kita dalam kondisi hari ini. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya kita mampu,” ujarnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, stok beras nasional pada bulan April 2022 menjadi yang tertinggi, yaitu 10,2 juta ton. 

Ia juga mengatakan, Indonesia sudah 3 tahun tidak impor beras, atau tepatnya sejak tahun 2019 Indonesia sudah tidak impor beras.

“Pada tahun ini, sampai dengan Desember 2022, berdasarkan data neraca pangan nasional yang dihimpun NFA, stock beras kita kembali surplus sekitar 7,5 juta ton. Begitu juga dengan komoditas lain seperti jagung, bawang merah, cabai, daging ayam, telur, dan minyak goreng,” ujarnya.

Baca juga: Moeldoko Ajak Anak Muda Pramuka Bantu Tingkatkan Ketahanan Pangan Nasional


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.