tentang.co.id – Instagram yang dikenal dengan platform media sosial yang menampilkan foto dan video, saat ini sedang gencar mempromosikan platform video reels layaknya TikTok .

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari laman Channel News Asia, Instagram telah merubah algoritmanya yang pada awalnya hanya sebagai aplikasi berbagi foto menjadi aplikasi yang menampilkan video-video pendek.

Mungkin Anda menyadari ada beberapa promo video pendek dari konten di Instagram lebih banyak tampil akhir-akhir ini.

Fitur tersebut menjadi suatu hal yang membuat pengguna mengikuti perubahan atau mencari aplikasi lainnya yang sejenis.

Manajer merek perusahaan, Hazicky mengatakan bahwa tampilan fotografi lokal sangat dipengaruhi oleh tren media sosial, dari gaya pengeditan hingga gradasi warna dan bahkan lokasi pemotretan dan konsep.

“Kami telah menemukan bahwa cara menambah pengikut secara organik telah selesai. Unggahan organik sekarang menghasilkan tingkat keterlibatan yang sangat sedikit sekitar 5 hingga 10 persen dari pengikut kami, dibandingkan dengan 50 hingga 60 persen sebelumnya,” ujar Hazicky yang saat ini berusia 32 tahun dengan pemilik akun @lovemetenderfilms.

Sejak bulan Juli, perubahan tersebut mulai terjadi dan menuai banyak kecaman.

Perubahan ini termasuk memutar video pendek atau reels, dan menampilkannya dalam layar penuh seperti yang dilakukan TikTok .

Kim Kardashian dan Kylie Jenner merupakan beberapa dari pengguna vokal yang mengunggah pesan di media sosial yang menyerukan perusahaan untuk mengembalikan Instagram seperti sebelumnya dan berhenti berusaha menjadi seperti TikTok .

Hal tersebut ditanggapi oleh Adam Mosseri sebagai kepala operasional dan memberikan argumentasi bahwa perubahan ke arah tampilan video tetap akan terjadi meskipun layanan tidak mengalami perubahan.

Mosseri menyadari perubahan pengguna yang lebih senang membagi video dan mencari video pendek, dan Instagram mau tidak mau harus berubah mengikuti perubahan tersebut.

Pemilik usaha Meta, Mark Zuckerberg, mengatakan bahwa saat ini orang-orang lebih suka menonton video secara online.

Meta yang merupakan perusahaan pemilik Instagram , adalah perusahaan yang harus siap menghadapi peningkatan kompetensi seperti TikTok yang mendapat perhatian lebih banyak

Keluhan dari pengguna juga disampaikan oleh Yafiq Yusman, seorang pengguna sekaligus fotografer yang mengasah kemampuan fotografer selulernya selama masa pertumbuhan Instagram di awal tahun 2010.

Pria berusia 29 tahun yang memiliki koleksi fotografi kreativitas dan pengambilan gambar arsitektur pada akun @yafiqyusman, melihat arah perubahan Instagram yang sebelumnya platform aplikasi yang terfokus pada komunitas fotografi berubah menjadi alat pemasaran perusahaan.

Yafiq Yusman menyayangkan perubahan yang terjadi karena hilangnya esensi nilai fotografi.

Ia juga menyadari keadaan ini setelah beberapa bulan beristirahat dari kegiatan fotografinya tahun ini, dan melihat banyaknya video pendek yang disarankan.

“Pada awalnya saya pikir karena saya sudah lama tidak aktif, namun jelas-jelas mereka lebih fokus kepada video pendek. Seperti TikTok . Hal tersebut menuai kesuksesan,” kata Yafiq

Yafiq yang sangat menyukai fotografi dan berbagi cerita melalui Instagramnya, demikian juga dengan ide-idenya, menyukai perubahan tersebut, meskipun membuat video membutuhkan waktu lebih lama dan terasa ‘sangat berbeda’.

Dirinya mengingatkan bahwa setiap orang harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Dengan algoritma yang baru yang mau tak mau menampilkan video reels daripada foto, Love Tender Films telah memutuskan untuk mengikuti arus dengan merambah ke foto slide show yang lebih konsisten dengan merek mereka dalam bentuk reels.

Hal tersebut berhasil mengembalikan ketertarikan orang dengan akun mereka dengan peningkatan rata-rata sebanyak 30 persen.

“Inilah cara kami mengembalikan prinsip dasar kami tanpa harus melakukan perubahan namun mengikuti tren yang ada,” ujar Hazicky.***