Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatatkan perbaikan kinerja keuangan yang baik pada semester I-2022. KAI membukukan laba bersih pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp740 miliar atau tumbuh 254 persen dibanding semester I-2021 yaitu Rp480 miliar.
 
Selain itu, KAI juga terus membukukan kinerja EBITDA yang positif yakni sebesar Rp2,07 triliun atau tumbuh signifikan jika dibandingkan periode semester I-2021 sebesar Rp548 miliar.
 
“KAI mulai mencatatkan hasil yang positif seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian nasional yang salah satunya ditandai dengan pertumbuhan pasar transportasi publik, setelah dibukanya berbagai pembatasan mobilitas yang dilakukan pemerintah,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam keterangan tertulis, Senin, 8 Agustus 2022.


Lebih lanjut, Didiek menjelaskan, KAI menghasilkan pendapatan senilai Rp11,7 triliun  atau tumbuh 58 persen dibanding semester I-2021 sebesar Rp7,4 triliun. Peningkatan di sisi pendapatan tersebut seiring dengan naiknya volume angkutan penumpang dan barang. 
 
Pada angkutan penumpang, volume pelanggan kereta api pada paruh pertama tahun ini mengalami peningkatan 42 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 84,1 juta pelanggan menjadi 119,8 juta pelanggan. Sedangkan untuk pendapatan dari angkutan penumpang pada semester I-2022 tumbuh 154 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,1 triliun menjadi Rp2,8 triliun.
 
Dari sisi angkutan barang, volume angkutan barang pada semester I-2022 mengalami peningkatan 15 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 26,7 juta ton. Pendapatan dari angkutan barang pun tumbuh 27 persen menjadi Rp4,2 triliun
 
“Kedua segmen bisnis utama KAI tersebut masih memberikan kontribusi yang signifikan bagi kinerja KAI pada semester I-2022,” ujarnya.
 
Pencapaian positif pada pendapatan perusahaan juga diiringi dengan peningkatan biaya dan upaya-upaya efisiensi yang ketat dilakukan perseroan.
 
“Efisiensi lainnya yang KAI lakukan di antaranya dengan menurunkan biaya melalui restrukturisasi pinjaman dengan cara rescheduling pembayaran atau renegosiasi tarif bunga. KAI juga memprioritaskan investasi yang memberikan peningkatan produktivitas angkutan di masa yang akan datang serta investasi strategis nasional yang memberikan manfaat kepada masyarakat seperti LRT Jabodebek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan berbagai penugasan lainnya,” jelasnya.
 
Pertumbuhan kinerja positif lainnya pada semester I-2022, juga tercermin pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas operasi yang positif dimana arus kas dari aktivitas operasi menghasilkan nilai sebesar Rp592 miliar atau tumbuh 132 persen dibanding semester I-2021 yaitu Rp1,8  triliun.
 
Menurutnya, selain ditunjang dari peningkatan pendapatan penumpang dan barang, pada tahun 2022, KAI juga berhasil memperoleh pengembalian atas lebih bayar pajak pada 2020 senilai Rp245 miliar.
 
Kedepannya, KAI akan terus meningkatkan pendapatan di sektor angkutan penumpang dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan secara ketat. Hal ini untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa perjalanan kereta api aman, nyaman, dan sehat. Untuk membantu melengkapi persyaratan perjalanan, KAI juga telah menyediakan stasiun-stasiun yang melayani tes covid-19 dan vaksinasi gratis.
 
“Pertumbuhan laba dan peningkatan pendapatan ini sejalan dengan strategi, harapan, dan aspirasi pemegang saham yang menginginkan perusahaan agar dapat bertahan dan semakin kuat di tengah krisis kesehatan dan ekonomi akibat covid-19 ini. Sehingga diharapkan kedepannya dapat menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” jelasnya. 
 

(ANN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.