Gedung Putih, pada Senin (1/8), mengecam retorika China atas lawatan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke wilayah Asia, yang diperkirakan juga akan mencakup Taiwan, dan menggarisbawahi bahwa AS “tidak akan termakan umpan atau terlibat dalam perang kata-kata” dan tidak tertarik untuk ikut meningkatkan ketegangan dengan China.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menegaskan kembali kebijakan AS dengan mengatakan “kami telah berulangkali mengatakan bahwa kami menentang perubahan apapun terhadap status quo secara unilateral, dari kedua pihak. Kami telah mengatakan bahwa kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.

Kami telah mengatakan bahwa kami berharap perbedaan-perbedaan lintas selatan diselesaikan dengan cara damai. Kami mengkomunikasikan hal ini langsung ke tingkat tertinggi China, termasuk baru-baru ini, minggu lalu, dalam pembicaraan telpon antara Presiden Biden dan Presiden Xi.”

Lebih jauh Kirby mengatakan keputusan apakah Pelosi akan mengunjungi Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri dan diklaim China sebagai bagian dari wilayah itu, merupakan keputusan yang dibuat Pelosi sendiri. Kirby mengatakan selamat bertahun-tahun anggota-anggota Kongres telah secara rutin mengunjungi Taiwan.

Ia lalu memaparkan bahwa sebagian pejabat pemerintah khawatir Beijing dapat menggunakan kunjungan itu sebagai alasan untuk mengambil langkah-langkah pembalasan provokatif, termasuk aksi militer seperti menembakkan rudal di Selat Taiwan atau di sekitar Taiwan.

“Sederhananya, tidak ada alasan bagi China untuk mengubah potensi kunjungan yang konsisten dengan kebijakan Amerika sejak lama itu menjadi semacam krisis atau menggunakannya sebagai dalih untuk meningkatkan aktivitas militer agresif di atau sekitar Selat Taiwan,” tegas Kirby.

Pemerintahan Biden membalas pernyataan Beijing itu ketika Pelosi sedang melangsungkan pembicaraam dengan para pejabat Singapura, negara pertama yang ia kunjungi di awal lawatannya ke Asia.

Meskipun belum ada pengumuman resmi, sejumlah media lokal di Taiwan melaporkan Pelosi akan tiba di Taiwan pada Selasa (2/8) malam. Jika hal tersebut benar terjadi, maka Pelosi akan menjadi pejabat terpilih Amerika Serikat dengan peringkat tertinggi yang berkunjung ke Taiwan dalam lebih dari 25 tahun.

The United Daily News, Liberty Times dan China Times – tiga surat kabar nasional terbesar di Taiwan – mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Pelosi akan tiba di Taipei setelah mengunjungi Malaysia.

Pembicaraan tentang kunjungan semacam itu memicu kemarahan Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri dan telah berulangkali memperingatkan “konsekuensi serius” jika perjalanan itu benar-benar dilakukan.

Dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Joe Biden pada Kamis (28/7) lalu, Presiden Xi Jinping juga telah memperingatkan Amerika untuk tidak campur tangan dalam urusan China dengan pulau itu. [em/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.