tentang.co.id – Lapisan ozon berfungsi melindungi seluruh makhluk hidup di Bumi dari radiasi matahari yang berbahaya.

Namun pada akhir abad ke-20, emisi dari bahan kimia tertentu yang merusak lingkungan mulai memengaruhi jumlah molekul ozon di atmosfer.

Hal ini menyebabkan lubang di atas Antartika semakin terbuka tiap tahunnya akibat proses meteorologi dan kimia yang kompleks.

Pada tahun 1987, hanya tujuh tahun setelah para ilmuwan menemukan bahan kimia buatan manusia yang merusak lapisan ozon , Protokol Montreal ditandatangani untuk mengurangi jumlah bahan kimia berbahaya di atmosfer.

Bahan kimia aerosol yang sebelumnya ditemukan di lemari es, AC, semprotan rambut, dan produk pembersih industri mulai dihapus penggunaannya untuk melindungi lapisan ozon .

Perjanjian ini disetujui oleh semua 197 pihak dan menjadi salah satu perjanjian universal pertama yang diratifikasi dalam sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Penelitian terbaru saat ini dari Badan Laboratorium Ilmiah Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) di Amerika Serikat telah menemukan bahwa konsentrasi bahan kimia berbahaya yang merusak lapisan ozon telah menurun.

Pemulihan lapisan ozon mencapai tonggak sejarah

Pada awal 2022, para ilmuwan NOAA menemukan bahwa konsentrasi bahan kimia berbahaya telah menurun lebih dari 50 persen di tingkat menengah stratosfer dibandingkan dengan tahun 1980-an.

Para ilmuwan di NOAA mengatakan bahwa hal tersebur merupakan pencapaian signifikan menuju pemulihan.

Namun, pemulihan lapisan ozon bukanlah akhir dari segalanya karena tingkat bahan kimia yang merusak ini perlu terus menurun di lapisan atmosfer.

Konsentrasi bahan kimia di atas Antartika ini juga menurun, tetapi pada tingkat yang lebih lambat.

Lubang ini lebih besar dari biasanya dan ukurannya lebih besar dari benua tersebut pada tahun 2021.

NOAA memperkirakan bahwa lapisan ozon Antartika pada akhirnya dapat pulih sekitar tahun 2070.

Lubang ozon Antartika dipantau menggunakan metode 3D

Lubang ozon Antartika dilacak oleh Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) hingga akhirnya tertutup.

Lubang ozon biasanya mulai terbentuk selama musim semi di belahan bumi bagian selatan dari bulan Agustus hingga Oktober.

Lubang tersebut akan mencapai ukuran maksimum antara pertengahan September dan Oktober.

Tingkat ozon diperkirakan akan kembali normal pada akhir Desember.

Tahun ini, para ilmuwan CAMS telah memantau perkembangan lubang sejak akhir Agustus menggunakan pemodelan tiga dimensi.

“Lubang ozon Antartika 2022 mulai berkembang pada akhir Agustus dan sejauh ini mengikuti tren serupa dari dekade terakhir dalam hal luas, total kolom minimum, defisit massa, dan suhu minimum”

“Menurut data kami dari awal September, ukuran lubang ozon berada dalam kisaran rata-rata. Namun, kami akan mengawasi dengan sangat cermat dalam beberapa minggu ke depan karena lubang ozon tahun 2020 dan 2021 baru mulai membesar di akhir tahun,” kata Direktur Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Vincent-Henri Peuch seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Euro News..***