tentang.co.id – Sampai saat ini, hak partai politik untuk memajukan calon Presiden, seperti mereka menyerahkan ‘cek kosong’ kepada kandidatnya masing-masing, sebelum akhirnya tiket pencapresan betul-betul diberikan.

“Menurut saya, perjumpaan antara kandidat dan partai politik ya masih sementara saja. Seperti penumpang angkot,” kata Karim dalam tayangan wawancara yang diunggah Kanal Youtube metrotvnews dikutip pada Sabtu, (1/10/2022).

Hal tersebut didasari karena kandidat calon Presiden dapat diusung oleh partai manapun.

“Jadi ketika dia sampai di tujuannya, ya angkotnya bisa ditinggal. Mungkin ini yang menyebabkan mengapa petinggi partai lebih suka jika struktur partai yang maju karena kalah atau menang dia tetap menjadi orang partai”ucapnya.

Di sisi lain, latar belakang partai politik dinilai bisa menguntungkan para kandidat menaiki kendaraan politik menuju pesta demokrasi.

Jika top survei diyakini menang, maka kepercayaan masyarakat terhadap partai akan naik.

Termasuk segmen para calon presiden pun berbeda-beda dalam mendongkrak popularitas, sehingga daya tawar dan daya tarik ketenaran tidak sama.

“Semua tidak bisa menyamaratakan satu fitur untuk mendongkrak popularitas seseorang,” ujarnya.