Tinggalkan BBM, Jutaan Motor Listrik Bakal Mengaspal di 2024

tentang.co.id – Ambisi pemerintah untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin dekat. Bahkan, pada 2024 diperkirakan terdapat ratusan ribu mobil listrik dan jutaan sepeda motor listrik yang bakal mengaspal di jalanan RI.

Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan, kapasitas produksi baterai pada 2024 diperkirakan akan mencapai 10 Giga Watt hour (GWh). Adapun dari kapasitas tersebut, setidaknya dapat menghasilkan produksi ratusan ribu mobil listrik dan jutaan sepeda motor listrik.

“Dari 10 GWh ini cukup signifikan karena dapat menghasilkan cukup hampir 3-4 juta two-wheels EV dan sekitar hampir 100 ribu roda empat,” kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (12/9/2022).

Meski begitu, menurutnya periode yang paling penting bagi Indonesia adalah pada 2025-2026, di mana pada tahun tersebut RI bakal memproduksi baterai secara masal dengan bahan baku nikel dari dalam negeri. Sementara sebelum periode tersebut, bahan baku untuk pembuatan baterai masih mengandalkan impor.

Di samping itu, penguasaan teknologi juga menjadi fokus perusahaan dalam pengembangan baterai untuk kendaraan listrik. Saat ini IBC sendiri telah mempunyai prototipe baterai untuk motor listrik.

Lebih lanjut, Toto mengatakan, melalui ekosistem kendaraan listrik ini, pihaknya berupaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 9 juta metrik ton dan impor bahan bakar sebesar 29,4 juta barel per tahun.

“Karena kita konversi dari penggunaan BBM. Jadi angka ini signifikan. Ini penting selain dari hilirisasi nikel tapi juga transisi energi dan juga lingkungan dampaknya signifikan,” kata dia.

Jika melihat perkembangan mobil listrik secara global, menurutnya pertumbuhan per tahunnya diproyeksikan mengalami kenaikan 15-20%. Sementara hingga 2024 mendatang, paling tidak kapasitas baterai kendaraan listrik dunia akan mencapai 1.000 GWh.

“Itu setara dengan hampir 4,5 – 5 juta kendaraan baru EV. Sebenarnya EV ini pasar utama ada di tiga tempat yakni di AS, Eropa dan ASEAN. Jadi ini kondisi seluruh dunia karena hampir seluruh dunia melakukan phase out kendaraan BBM , peningkatan ini terjadi secara signifikan,” bebernya.