Bukti Ekonomi Bakal Gelap, Warren Buffett Rugi Rp 457 T!

tentang.co.id – Dunia yang dihadapkan pada risiko stagflasi membuat kekayaan para crazy rich global turun drastis. Salah satunya adalah, sang investor kawakan Warren Edward Buffett atau Warren Buffett.

Senasib dengan Elon Musk, Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos, investor yang dikenal sebagai pelopor value investing tersebut juga mengalami penurunan nilai kekayaan yang diukur dari pergerakan harga saham perusahaan yang dimilikinya.

Asal tahu saja, Warren Buffett memiliki 228.991 saham Berkshire Hathaway Inc untuk kelas A (BRKa) atau setara dengan 38,17% kepemilikan. Saham BRKa terkenal sebagai saham dengan nilai nominal paling mahal di dunia, karena harganya yang mencapai ratusan ribu dolar AS.

Di awal tahun, harga saham BRKa dipatok di US$ 454.300/unit. Dengan asumsi kurs Rp 15.000/US$, maka satu unit saham BRKa dihargai sebesar Rp 6.814.500.000. Ya setara dengan Rp 6,8 milair.

Apabila Warren Buffett menggenggam sebanyak 38,17% saham tersebut, maka kekayaan sang investor di awal tahun sebesar US$ 104 miliar atau setara dengan Rp 1.560,5 triliun.

Kekayaan Warren Buffett sempat naik signifikan ketika pada 28 Maret 2022, harga saham BRKa ditutup di US$ 539.180/unit. Kala itu kekayaan Warren Buffett setara dengan US$ 123,5 miliar atau Rp 1.852 triliun.

Namun pada perdagangan akhir pekan lalu, harga saham BRKa turun ke US$ 406.010/unit. Artinya nilai kapitalisasi perusahaan holding investasi Warren Buffet telah susut 10,6% sejak awal tahun dan tergerus nyaris 25% dari posisi tertingginya tahun ini.

Hal tersebut membuat kekayaan Warren Buffett jelas ikut anjlok sebesar US$ 11,1 miliar sejak awal tahun dan US$ 30,5 miliar sejak posisi tertingginya.

Nilai tersebut jika dikonversikan ke dalam rupiah akan setara dengan Rp 166 triliun untuk kerugian yang dialami sejak awal tahun dan Rp 457 triliun jika dibandingkan dengan posisi tertinggi tahun ini.

Namun kinerja harga saham BRKa ternyata lebih baik dari kinerja indeks saham S&P 500 yang sepanjang tahun ini mencatatkan koreksi 24%.

Ancaman akan krisis ekonomi yang semakin nyata tidak hanya berdampak pada masyarakat kalangan menengah ke bawah, tetapi para ultra crazy rich dunia juga ikut merasakannya. Salah satunya adalah Warren Buffett.