JAKARTA, celebrities.id – Contoh cerita pendek anak SD setidaknya dapat menambah pilihan acuan kamu dalam membuat cerpen di sekolah untuk menyelesaikan tugas dari guru bahasa Indonesia. Cerpen kebanyakan mengusung cerita fiktif dan berfokus pada satu aspek cerita.

Selain itu, cerpen juga mengungkapkan masalah yang terbatas pada hal-hal penting saja. Peristiwa yang disuguhkan pun cermat dan jelas. Cerpen memiliki penokohan yang sederhana dan tidak menggambarkan kisah setiap tokohnya.

Jumlah katanya cenderung pendek atau singkat. Sebagai informasi tambahan, semua cerpen tidak harus ada dialognya. Percakapannya dapat diganti menjadi kalimat tidak langsung.

Dilansir dari berbagai sumber, celebrities.id, Selasa (13/9/2022) telah merangkum contoh cerita pendek anak SD, seperti berikut.

1. Contoh Cerita Pendek Anak SD Tema Minuman 

“Selamatkan bayi ini. Selamatkan!” kata ksatria berkuda sambil meletakkan bungkusan di balik semak. Kesatria itu menatap Pak Eku dengan iba. Belum sempat berkata, kesatria itu pergi ketika melihat pasukan berkuda berlari kencang di belakangnya. “Jangan biarkan dia lolos,” kata salah seorang penunggang kuda. Pak Eku bingung. Dia berdiri mematung. Pak Eku dikejutkan oleh suara tangis. Dia segera mendekati sumber suara. Dilihatnya bayi laki-laki mungil itu sedang menangis. Pak Eku merasa kasihan. Dia segera pergi membawa bayi itu.

Pak Eku tidak kembali ke rumah. Dia meninggalkan kampung halamannya. Pak Eku membesarkan bayi itu seorang diri. Istrinya telah lama meninggal. Bayi itu diberi nama Ranu. Ranu tumbuh menjadi anak yang rajin. Setiap hari Ranu membantu Pak Eku membuat cendol. Ranu bertugas mengaduk tepung beras dengan sedikit air perasan daun pandan dan suji. Setelah merata, adonan itu direbus hingga mengental. Lalu, Ranu mencetaknya menjadi butiran-butiran cendol yang menarik. Siang harinya, Ranu membantu Pak Eku berjualan cendol di pasar. Cendol Pak Eku disukai pembeli. Aroma pandan dan tekstur cendol yang kental membuat pembeli ketagihan. Apalagi, larutan gula merahnya yang begitu manis membuat cendol Pak Eku selalu habis sebelum tengah hari. Seiring pertumbuhan Ranu, Pak Eku gelisah. Pak Eku sadar, dia harus menyerahkan Ranu kepada orang tuanya. Namun, siapa? Di mana? Kesatria itu pergi tanpa meninggalkan pesan. Untuk memulai pencariannya, Pak Eku mengajak Ranu berjualan cendol di tanah kelahirannya, tempat dulu Ranu dititipkan. Pak Eku berharap kesatria berkuda akan kembali menemuinya. Akan tetapi, setelah setahun berjualan, kesatria itu tak kunjung datang. “Ayah, kita pindah ke mana lagi?” protes Ranu.

“Bukankah cendol kita selalu habis?” “Kita ke kerajaan di selatan. Di sana pemandangannya lebih asyik. Ada pantai dengan pasir putih yang indah,” jawab Pak Eku berkilah. Ranu tak berani menolak. Apalagi, dia belum pernah mandi air laut. Namun, sudah sebulan di Kerajaan Selatan, Pak Eku belum mendapatkan tanda-tanda orang tua yang mencari anaknya. Pak Eku pun kembali mengajak Ranu pergi ke Kerajaan Timur. “Raja di sini kejam. Rakyat harus membayar pajak tinggi,” ungkap Pak Eku meyakinkan.

 


Artikel ini bersumber dari www.celebrities.id.